Kamis, 07 Mei 2015

Profil Singkat Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta Jawa Tengah


Profil Singkat Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta Jawa Tengah

Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam, biasa disingkat dengan PPMI Assalaam adalah lembaga pendidikan Islam swasta yang didirikan oleh Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta (MPI) yang didirikan oleh Bapak H. Abdullah Marzuki (alm) dan Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah.
PPMI Assalaam berdiri pada tanggal 17 Syawal 1402 H bertepatan dengan tanggal 7 Agustus 1982 M, berlokasi di Jalan Yosodipuro No. 56 Punggawan Surakarta menempati tanah seluas 2.845 m, wakaf dari keluarga Bapak H. Abdullah Marzuki (alm) dan Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah, pemilik percetakan PT. Tiga Serangkai Solo.
Sebelum PPMI Assalaam berdiri kegiatan pedndidikan yang dilakukan adalah kegiatan Madrasah Diniyyah Awaliyah (MDA), kemudian atas tuntutan masyarakat YMPI mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan sistem asrama yang merupakan cikal bakal berdirinya Pondok Modern yang waktu itu diberi nama Pondok Pesantren Punggawan, meminjam nama desa dimana kegiatan pendidikan dipusatkan.
Pada tanggal 20 Juli 1985 nama Assalaam secara resmi digunakan, serta sekaligus menandai awal mula digunakannya kampus baru di desa Pabelan Kartasura Sukoharjo diatas areal tanah wakaf seluas 5,6 Ha dari keluarga Bapak H. Abdullah Marzuki (alm) dan Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah.Bangunan yang terdapat pada saat itu terdiri dari ruang kelas, gedung olah raga (GOR), asrama santri, perumahan guru dan pengasuh, dapur dll. Bersamaan dengan itu pula didirikan Madrasah Aliyah (MA) sebagai kelanjutan dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalaam, serta sebagai jawaban dari tuntutan masyarakat terhadap PPMI Assalaam. Pada tahun 1986/1987 didirikan Madrasah Takhasush sebuah kelas persiapan untuk calon santri yang akan melanjutkan ke MA Assalaam yang berasal dari SLTP umum diluar Assalaam.
Pada tahun 1988/1989 didirikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Assalaam dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengikuti perkembangan pendidikan yang terjadi diluar Assalaam. Memasuki tahun pelajaran 2005/2006, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di dirikan. yang mengambil program keahlian Komputer dan Jaringan dan Persiapan Grafika. SMK bermaksud untuk mencetak tenaga profesional dengan tetap berwawasan pada nilai-nilai Keislaman.
Pada perkembangan lebih lanjut Yayasan MPI Surakarta yang diketuai oleh Ibu Hj. SIti Aminah Abdullah memperluas areal pondok dengan membeli tanah di desa Gonilan Kartasura seluas 38.600 m. Areal ini sekarang telah dikembangkan sehingga sudah berdiri bangunan kelas 3 lantai untuk belajar, Lapangan Olah Raga serta perumahan guru dan pengasuh. Dengan demikian sekarang ini PPMI Assalaam menempati areal seluas kurang lebih 10 hektar dengan berbagai fasilitas pendukung yang lengkap dan modern.
Di usianya yang ke-32 pada tahun 2014, PPMI Assalaam telah mencetak ribuan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia dan berbagai negara di dunia. Para alumni Assalaam ini terwadahi dalam sebuah organisasi yang bernama IKMAS (Ikatan Keluarga Ma’had Assalaam Surakarta) dan telah berperan aktif diberbagai bidang dalam kehidupan masyarakat dan negara.[1]


[1] Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Assalaam, http://assalaam.or.id/id/sample-page/sejarah-berdiri/ diakses pada tanggal 23 April 2015

Profil Singkat Pesantren Islam Hidayatunnajah Bekasi Jawa Barat


 Profil Singkat Pesantren Islam Hidayatunnajah Bekasi Jawa Barat

Pesantren Islam Hidayatunnajah adalah pusat kegiatan Pendidikan Formal dan non formal yang dikemas dalam format pesantren, didirikan pertama kali dengan nama Pondok Pesantren Annajah tahun 1989 oleh Ust. Mahrus Amin, diatas tanah 8,4 hektar wakaf dari H.M. Yasin رحمه الله. Pada tahun 2008 secara resmi berubah nama menjadi Pesantren Islam Hidayatunnajah diiring adaptasi di berbagai sisi kurikulum, tata tertib, manhaj dan tenaga SDM pendukung.
Banyak hal berubah sesuai waktu dan kebutuhan. Saat ini Pondok Pesantren Annajah / Pesantren Islam Hidayatunnajah telah melalui separuh dekade ketiga dan telah melewati beberapa periode manajemen dan manhaj serta kurikulum. Tapi satu hal tidak berubah sebuah cita-cita untuk tetap berdakwah di jalan Allah, menyiapkan generasi muslim yang berilmu, beriman yang benar, beraakhlak dan berdakwah di masyarakat, dari awal sampai tiba waktunya Allah mengambil alih seluruh semesta dan isinya
Pada saat ini Pesantren Islam Hidayatunnajah mengelola TK Islam Annajah, SD Islam Annajah, MTs Annajah,  M.A Annajah (MTs-MA terintegrasi dengan TMI – Tarbiyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah), Sekolah Tinggi HN, Diploma 2  I.M (I’dad Muhafizhat) dengan total seluruh civitas akademika lebih kurang 1.500. Santri, guru, karyawan ditambah dengan beberapa lokasi binaan yang tersebar di beberapa wilayah, semuanya sepakat untuk meneruskan estafet ilmu dan dakwah dalam bingkai pemahaman Ahlus-Sunnah berpedoman pada generasi terbaik ummah.[1]



[1]Profil Pesantren Islam Hidayatunnajah, http://hidayatunnajah.or.id/index.php/web/data/1.1diakses pada 28 April 2015.

Profil Singkat Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta


Profil Singkat Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam, yang maksud geraknya ialah Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan al-Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya  untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. (Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah).
Untuk mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah memerlukan kader-kader ulama yang memiliki kualifikasi menyeluruh (multi side competency), yakni sebagai faqih, mubaligh, mujahid, dan  mujtahid yang memiliki komitmen  tinggi, berwawasan luas, dan profesional dalam mengemban misi Muhammadiyah. Kader  ulama Muhammadiyah tersebut memiliki peran ke dalam sebagai penggerak yang menjalankan fungsi pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan dan amal usaha Muhammadiyah sedangkan ke luar mampu menjadi kader umat, bangsa, dan dunia yang membawa misi rahmatan lil ‘alamin.
Inilah sebabnya, pada tahun 1918, K.H.A. Dahlan mendirikan Al-Qismul Arqa yang kemudian diubah menjadi Pondok Muhammadiyah (tahun 1920), lalu menjadi Kweekschool Moehammadiyah (1924). Baru pada tahun 1930 sekolah ini diubah menjadi Madrasah Mu‘allimin-Mu‘allimaat Muhammadiyah. Setahun kemudian kedua madrasah tersebut dipisah. Madrasah Mu‘allimin berlokasi di Ketanggungan Yogyakarta dan Madrasah Mu‘allimaat bertempat di Kampung Notoprajan Yogyakarta.
Pada Konggres Muhammadiyah Ke-23 tahun 1934 di Yogyakarta, ditegaskan bahwa Madrasah Mu‘allimin-Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta merupakan Sekolah Kader Persyarikatan Tingkat Menengah yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah; yang memiliki tujuan sebagai berikut :
1)  Mencapai tujuan Muhammadiyah,
2)  Membentuk calon kader Muhammadiyah,
3)  Menyiapkan calon pendidik, ulama dan zuama’ yang berkemampuan  mengembangkan  ilmupengetahuan (Ensiklopedi Muhammadiyah, 2005: 244).
Pada Konggres Muhammadiyah di Medan tahun 1938 dua Madrasah tersebut memperoleh pengukuhan secara legal.  Pada saat itu Konggres mengamanatkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai pengelola dan penanggung jawab keberadaan dua madrasah di Yogyakarta ini. Pada tahun 1994 dua Madrasah ini kembali memperoleh penegasan ulang melalui surat keputusan PP Muhammadiyah No.63/SK-PP/VI-C/4.a/1994, tentang Qa’idah Madrasah Mu‘allimin-Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
Seiring dengan perkembangan Muhammadiyah dan masyarakat secara geografis (lokal dan global) dan tantangan era globalisasi, Madrasah Mu‘allimin-Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta sebagai “Madrasah amanat Muktamar” dituntut menyikapi perubahan tersebut secara profesional, arif dan bijaksana tanpa meninggalkan identitasnya sebagai sekolah kader Persyarikatan di masa depan. Supaya sistem pendidikan berlangsung efektif selama 6 tahun maka seluruh proses pembinaan dan pendidikan di Madrasah ini berjalan 24 jam sehari dengan sistem Pesantren atau dikenal juga dengan Boarding School (sekolah berasrama).
Dari uraian di atas tampak dengan jelas bahwa Madrasah Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta memiliki shibghah (jati-diri) yang secara spesifik dapat ditegaskan sebagai berikut :
Pendirian dan pengembangan Madrasah Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta merupakan bagian integral dari cita-cita luhur K.H.A. Dahlan, yakni tegaknya dan terjunjung-tingginya agama Islam sebagai prasyarat terwujudnya masyarakat yang berkeutamaan yang di kemudian hari menjadi cita-cita perjuangan Islam.
1)  Seluruh kegiatan dan proses pendidikan Madrasah Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta merupakan bagian dari dan terintegrasi dengan visi, misi, dan ideologi Muhammadiyah serta diselenggarakan berdasarkan nilai-nilai keislaman yang selama ini diyakini kebenarannya oleh Muhammadiyah.
2)  Madrasah Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menyadari sepenuhnya bahwa madrasah ini tidak mungkin melepaskan diri dari tuntutan Persyarikatan dan umat terhadap pentingnya ketersediaan kader-kader Persyarikatan yang memiliki kehandalan sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan dan amal usaha Muhammadiyah di masa depan. Oleh karenanya Madrasah Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta senantiasa meneguhkan diri sebagai institusi pendidikan modern yang mendidik kader-kader ulama, zaimat (pemimpin), dan pendidik dalam Persyarikatan Muhammadiyah dan umat secara keseluruhan.
3)  Di era globalisasi, Madrasah Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menyadari sepenuhnya bahwa masyarakat tempat dirinya tegak, hidup, serta menjadi medan perjuangannya, terus mengalami perkembangan dan perubahan begitu cepat. Oleh karenanya Madrasah Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dengan sistem Pesantrennya akan senantiasa mengembangkan kemampuan diri secara profesional untuk merevitalisasi cita-cita luhur yang menjadi pijakan berdirinya serta merajut masa depannya dalam era kompetisi yang mengandalkan keunggulan.

Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta juga telah terdaftar sebagai Pondok Pesantren di lingkungan Departemen Agama Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan Piagam Pondok Pesantren dari Departemen Agama Republik Indonesia dengan Nomor Piagam : A.9681 tertanggal 2 Januari 1996.[1]
 


[1] Sejarah berdirinya Madrasah Mu’allimaat  Muhammadiyah Yogyakarta, http://muallimaat.sch.id/?page_id=10 diakses pada tanggal 28 April 2015.



Selasa, 05 Mei 2015

Pengembangan Pribadi Konselor #2



PENGEMBANGAN PRIBADI KONSELOR 

2.    Komitmen sebagai Konselor

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komitmen memiliki arti:
1)      Perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak.
2)      Tanggung jawab
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan. Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang rela meninggalkan segala sesuatu yang membuat seseorang memikul resiko dan konsekuensi dari keputusannya tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses. Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi.
Komitmen sebagai konselor adalah suatu perjanjian (keterikatan) seorang konselor untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelenggrakan pelayanan Bimbingan dan Konseling sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional Konselor.
Konselor harus memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional, yakni dengan memberdayakan kekuatan pribadi dan keprofesionalan konselor, meminimalkan dampak lingkungan dan keterbatasan pribadi konselor, menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional konselor, mempertahankan obyektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah peserta didik, melaksanakan referal sesuai dengan keperluan, peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi, mendahulukan kepentingan peserta didik daripada kepentingan pribadi konselor.
Para konselor profesional perlu berkomitmen secara pribadi dan professional untuk terus memperbarui dan meningkatkan keahlian dan pengetahuan mereka sebagai cerminan dan representasi kemajuan terbaru bidang profesi mereka. (Gibson & Mitchell, 2011)

Referensi:
KBBI dan Gibson, R. L., & Mitchell, M. H. (2011). Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.